Postingan

IBUKU PENCETAK KEBAHAGIAAKU Oleh : Nike Kusumawardani, S.Pd

Gambar
     Aku adalah anak dari keluarga yg sederhana & bahagia, dimana orang tuaku hanya sebagai karyawan pabrik gula yg tak seberapa gaji nya sedangkan ibuku profesinya sebagai seorang guru SD. Kami berasal dari daerah yang gak terlalu besar tapi apapun yang kami cari pasti ada semua, kotaku adalah Situbondo. Aku bersekolah dari TK, SD, SMP sampai SMA tetap dikota tercintaku. Kotaku kecil tapi memberikan banyak kenangan bahagia yang tak terlupakan.       Aku tiga bersaudara dimana aku anak tengah yang sangat dekat dengan ibuku. Seperti yang sudah diceritakan diawal bahwa aku berasal dari keluarga kecil keluarga sederhana yang bahagia, kenapa aku katakan bahagia karena aku merasa didikan bapak ibuku berhasil membuat kami anak anaknya menjadi sukses dan samawa (sakinah mawadah warohmah semua).      Kehidupanku saat ini Alhamdulillah sesuai dengan impianku dengan memiliki anak anak yg sholeh dan sholehah dan memiliki suami yang tepat yaitu suami yang selalu menyayangi keluarga, bertanggun

Optimis dengan Kesabaran menjadi Kenyataan /Sujarwati

Gambar
  Setiap m anusia t ak lepas dari cita-cita dan harapan. Harapan adalah masa depan. Masa depan yang terbaik adalah kekuatan  Apakah cita-cita tercapai atau tidak bukan hal yang prinsip  y ang terpenting  harus optimis, semangat tinggi,tak perlu resah dan gelisah,  tak perlu gentar dengan kegagalan. Mudah-mudahan dapat mewujudkan impian yang nyata demi masa depan. Cara jitu menghilangkan bayang-bayang semu, membuang jauh rasa pesimis yang selalu menghantui dan  menghalangi sebuah impian yang terbaik. Dan ingat semua adalah anugerah yang telah diberikan oleh Allah SW T . Tak dapat dielakkan dan tak dapat dipungkiri. Saat itu aku pernah menjadi orang yang tertinggi peringkat dalam belajar dan lulus duluan dalam menempuh pendidikan tetapi kenyataan yang ada tidak berpengaruh terhadap pekerjaan yang aku idamkan menjadi yang terbaik sehingga pengabdianku menjadi lama tidak terwujudkan. Peristiwa yang menurutku tersebut menjadi pengalaman yang pahit tetapi sangat ber

Pengalaman Hidupku Menjadi Inspirasi dan Aspirasiku / Hasit Yasin

Gambar
PENGALAMAN HIDUPKU MENJADI INSPIRASI DAN ASPIRASIKU Bila kita berbicara pengalaman hidup,tentu kita akan membicarakan perjalanan hidup kita sendiri,karena setiap langkah hidup manusia tidak akan terlepas dengan perjalanan hidupnya yang selalu megikuti jejak hidup dan mengarahkan jati dirinya keberbagai aktifitas dan kegiatan hidup sehari hari,hidup dan perjalanannya ibarat daging dengan darah yang selalu menyatu dan saling melengkapi untuk membentuk suatu jejaring. setiap hidup akan membutuhkan masa atau jenjang waktu yang selalu melilitnya,Pengalaman hidup telah membentuk karakter dan jati diri manusia yang nampak sempurna secara alamiah.Hidup juga ibarat mata rantai,semakin panjang hidup manusia, maka akan semakin banyak pula mata rantai yang ada padanya,dalam artian panjangnya kehidupan manusia akan semakin banyak menambah masalah dan ganjalan dalam perjalanan hidupnya. Dalam perjalanan hidup ini tel

Inspirasi hidup: Semangat Juang di Masa Kecil/ SO’IM

Setiap kita memiliki perjalanan hidup yang penuh dengan warna, bergumul dengan mimpi, cita-cita, dan tantangan. Dari tantangan-tantangan inilah kita belajar dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Inspirasi sering kali muncul dari pengalaman hidup yang berat, ketika seseorang mampu mengatasi rintangan dengan ketekunan dan kegigihan. Salah satu inspirasi yang cukup penting untuk  diangkat adalah bagaimana saya mencapai keberhasilan sebagai seorang karateka blue belt di KKI kabupaten Jember, meskipun jalannya tidak mudah. Sebuah contoh pengalaman hidup inspiratif yang bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Awal Kehidupan dengan tantangan Saya seorang anak, yang lahir di sebuah desa bernama Jambearum dusun Kedungsumur. Tumbuh dalam keluarga petani sederhana yang religius. Ayah bekerja sebagai petani tradisional. Ibu juga bertani membantu ayah. Sesekali ayah memimpin kegiatan tradisi keagamaan di desa bersama sesepuh-sesepuh desa yang lain, mengingat ayah adalah keluarg

Pengalaman tak Terlupa/Izza Nurlaila

Saya lahir dan dibesarkan dilingkungan perkampungan yang sederhana di pedesaan. Sejak kecil saya bercita-cita menjadi seorang Guru, meski keluarga kami hanya memiliki penghasilan yang pas pasan, tekad saya untuk mengejar mimpi tersebut tidak pernah luntur. Perjalanan hidup saya penuh dengan rintangan dan tantangan, setiap hari saya harus berjalan kaki beberapa kilometer ke sekolah yang saya tuju yakni MI Ma'arif I Gumelar Kec. Balung Kab. Jember. Meskipun demikian saya selalu hadir dengan semangat tinggi dan berusaha belajar sebaik mungkin, banyak waktu luang pada saat itu saya habiskan untuk membaca buku-buku Keagamaan disekolah kami bersama teman-teman. Ketika memasuki masa ujian Nasional saya belajar dengan giat, meski sumber daya dan akses listrik terbatas didesa kami, berkat kerja keras dan dukungan keluarga akhirnya saya berhasil meraih nilai yang memuaskan dan diterima di salah satu Madrasah Tsanawiyah di bawah naungan Ponpes ASHRI Jember yang pada waktu itu Kepal
OLEH : YUNI HERAWATI, S.Pd.             GURUKU INSPIRASIKU Dulu kala ketika aku masih kecil aku berkeinginan untuk menjadi seorang guru sering aku mengumpulkan teman teman bermainku yang seumuran maupun yang dibawahku untuk sekedar berkumpul bermain dan belajar bersama sebagai guru dan murid. Aku sering berperan sebagai guru sedangkan mereka berperan sebagai murid sungguh kami semua sangat gembira apalagi aku sering bertingkah menjadi salah satu guru yang waktu itu adalah guru yang paling galak yang pernah mengajarku ketika masih kelas 1 SD. Guruku itu merupakan guru bekas zaman Belanda zaman dimana ayahku pernah menjadi muridnya. Bu Yatik kami memanggil beliau, bu yatik adalah seorang guru yang disipli dan sangat tegas kami semua sangat takut pada beliau. Jikal bel masuk berbunyi kami semua segera berbaris rapi sebelum beliau muncul dihadapan kami, kami sudah siap berbaris rapi di depan kelas satu persatu kerapian dan kebersihan kami selalu diperhatikan oleh beliau. Pernah salah s

Kutorehkan Namaku Padamu by Hermawan Supriyadi, S.Pd.

Gambar
          Apa yang Anda lihat?, apa yang Anda dengar?, dan apa yang anda rasakan?. Mungkin ketiga pertanyaan itu dapat menjadi pemantik untuk memunculkan ide yang ada dalam pikiran. Sungguh luar biasa, Tuhan telah anugerahkan kepada kita atas lima panca indra yang kita miliki dan gunakan setiap hari. Panca indra yang sebagai sensor untuk otak dan akhirnya dapat memerintah seluruh organ tubuh agar dapat merespon dan bekerja sesuai dengan fungsinya.             Ketiga pertanyaan tersebut didapatkan dari panca indra yang kita miliki yaitu untuk melihat (mata), untuk mendengar (telinga), untuk merasakan (hidung, kulit, dan lidah). Nah apa kaitanya dengan apa yang akan saya tulis? Menurut Natalie Goldberg dalam bukunya Writing Down the Bones (1986), bahwa ia mendorong penulis untuk "menulis berdasarkan indera" sebagai metode menciptakan prosa yang otentik dan terhubung dengan realitas. Menulis apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita rasakan