Jurus Jitu Tumbuhkan Semangat Literasi

Siapa yang tidak tahu tentang literasi? Tentunya jika mendengar kata literasi yang terbenak dalam pikiran yaitu tentang tulis menulis. Namun kenyataannya menulis bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena menulis membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Apalagi menulis sebuah karya ilmiah, dimana penulisan KI memiliki aturan atau kaidah tulis yang rumit. Sehingga penulis semakin tambah enggan untuk menorehkan tintanya di atas kertas ataupun dengan memainkan jari jemari di atas tombol keyboard laptop bahkan pada smartphonenya.

 

Namun pernyataan tersebut bukanlah suatu alasan dari penulis untuk mau melakukanya, ketika aktifitas menulis menjadi tuntutan bahkan kewajiban bagi seorang tenaga pendidik. Terutama pada lembaga baik madrasah atau sekolah yang sudah mem-branding lembaganya dengan madrasah / sekolah literasi. Kegiatan literasi tidak boleh putus begitu saja dan keberlangsungan tulis menulis harus tetap diimplementasikan pada segala lini. Stakeholder dari pendidik dan tenaga kependidikan sangat dibutuhkan sumbangsihnya terkait dengan karya tulisnya untuk dijadikan contoh atau panutan bagi peserta didik.

 

Banyak orang mengatakan minat menulis harus diawali dengan mengibaratkan seperti air mengalir di sungai tanpa memikirkan salah benarnya. Namun kenyataannya kembali lagi tidak mudah, sehingga orang bingung untuk mengawalinya dari mana. Yaa, apapun itu alasannya dikembalikan lagi kepada yang bersangkutan karena minat dan kebutuhan yang tidak sama. Hal ini terbukti ketika seorang pendidik menyusun SKP yang dimana Rencana Hasil Kerja (RHK) diambil dari perkin atasan langsung yang di dalamnya terdapat indikator tentang melaksanakan kegiatan literasi. Nah, ini baru dapat dikatakan kebutuhan karena tuntutan, mau tidak mau, bisa tidak bisa seorang pendidik harus dapat mengeksiskan kembali kegiatan tulis menulis yang selanjutnya disebut dengan literasi dalam sela-sela kesibukannya.

 

Perkin inilah yang dapat dijadi jurus jitu oleh kepala madrasah/sekolah untuk seluruh stakeholder agar dapat mengeksiskan kembali aktifitas literasi. Jurus inilah yang akan menjadikan pendidik dan tenaga kependidikan terpaksa menulis, dengan demikian stakeholder berawal dengan terpaksa dan akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan atau habituation. Selamat mencoba, yach!!!

 

 

@maone_mtsn7jember

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarapan Bersama Siswa-siswi , Guru dan Karyawan MTsN 7 Jember:" Mencintai Masakan Ibu dan Mengurangi Penggunaan Plastik" / Ihsanuddin

Siswa MTsN 7 Jember, Zidan Adabi, Jalani Pelatihan Tenis Meja di Malaysia/Ihsanuddin

Sambil Menyelam Minum Air MTs.N 7 Jember/Sujarwati