MENUJU KAMPUNG IKLIM / EKO BUDI SETIYADI

Firman Allah SWT: "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari." (Al Baqarah: 11-12).

Bahwa kerusakan yang terjadi di bumi merupakan akibat dari perbuatan manusia. Sikap tidak peduli lingkungan dan rasa egois pada diri manusia membuat kerusakan alam makin mencemaskan.

Fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini mulai dari bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, cuaca panas yang ekstrem, menipisnya lapisan ozon di atmosfir merupakan dampak dari sikap ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan. Perambahan dan penebangan hutan yang tidak terkontrol dan pengelolaan limbah pabrik yang tidak sesuai dengan AMDAL adalah penyebab terjadinya ketidakseimbangan ekosistem dan kerusakan alam.

Efek rumah kaca menjadi permasalahan global yang lain. Sinar matahari yang memancar ke seluruh permukaan bumi, sebagian diserap dan sebagian dipantulkan. Sinar matahari mengandung inframerah penyebab radiasi termal yang memancarkan energi panas. Karena kandungan gas rumah kaca di atmosfir yang berlebihan, maka radiasi yang seharusnya dipantulkan oleh bumi ke luar angkasa diserap kembali oleh atmosfir menyebabkan peningkatan temperatur yang menyebabkan pemanasan global. Efek dari rumah kaca antara lain: 1) perubahan iklim yang ekstrem, 2) meningkatnya permukaan air laut, 3) meningkatnya suhu global, dan 4) gangguan ekologis.

Kebiasaan buruk manusia di era modern seperti membuang sampah sembarangan, menyebabkan terjadinya polusi kehidupan dan timbulnya bencana. Beberapa kasus dapat kita lihat akibat kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya itu, seperti menyumbatnya saluran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir di musim penghujan, ikan paus diketemukan mati dan didapati dalam perutnya terdapat berbagai macam sampah anorganik. Dan masih banyak kasus lain dapat kita jumpai, yang tentunya semua itu membuat keprihatinan kita semua. Ini membuktikan bahwa betapa manusia menjadi penyebab kerusakan yang terjadi di bumi.

Lalu sekarang pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan?

Sebagai bagian dari penduduk bumi yang cinta dan peduli akan kelestarian alam dan lingkungan, kita harus tanggap dan sadar terhadap apa yang sudah berlaku pada alam dan lingkungan. Ada upaya yang telah digagas oleh pemerintah, namun program itu belum benar-benar diketahui secara luas oleh masyarakat. Barangkali faktor promosi dan edukasi yang kurang begitu digalakkan. Program tersebut dikenal dengan nama Program Kampung Iklim (ProKlim).

Apa itu ProKlim?

ProKlim adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK, serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah. ProKlim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau Dusun dan paling tinggi setingkat Kelurahan atau Desa. Program kegiatan ProKlim terdiri dari: 1) adaptasi, 2) mitigasi, 3) spectrum, dan 4) kelompok masyarakat dan dukungan berkelanjutan/ kelembagaan.

Sebagian masyarakat mulai tergerak untuk peduli terhadap kelestarian alam dan lingkungan dengan mengadakan kegiatan cinta akan lingkungan. Di Desa Dukuhdempok kecamatan Wuluhan kabupaten Jember terdapat beberapa komunitas pegiat lingkungan, antara lain komunitas Peduli Alam dan Lingkungan (Pedal), Istana Magot (IM), Ikatan Muda-Mudi Bersama (IMMB), dan Pemuda Jalan Kalimantan (Pejantan).

Komunitas-komunitas tersebut memiliki peran yang saling mendukung dan melengkapi dalam wadah ProKlim yang didukung oleh Kepala Desa. Komunitas Pedal misalnya bergerak di sektor penanaman pohon mangrove, pembuatan jembatan gantung, pembangunan agrowisata petik buah dan sayuran, dan revitalisasi wisata air terjun. Komunitas IM bergerak di sektor pengelolaan limbah pasar. Komunitas IMMB bergerak di sektor pembuatan gapura dan taman, penanaman pohon buah di pinggir jalan desa, pendampingan peternak. Komunitas Penjantan bergerak di sektor UMKM dan Forum Anak. Keempat komunitas Proklim tersebut saat ini sedang dalam pengerjaan rest area memanfaatkan lahan tidak produktif yang diapit oleh dua sungai yang diberi nama Rest Area Gladak Kembar.

Program Kampung Iklim perlu mendapat respon positif dari seluruh lapisan dan elemen masyarakat. Mengingat betapa dukungan dan peran serta masyarakat sangat dibutuhkan demi kelestarian alam dan lingkungan. Tugas mulia ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi tugas kita bersama. Bumi ini bukan warisan dari nenek moyang, melainkan titipan anak cucu dan generasi penerus. Kita semua tentu tidak ingin kerusakan lingkungan semakin tak terkendali. Yang pada akhirnya anak cucu menanggungnya kelak di kemudian hari. Untuk itu mari jaga bumi dengan aksi nyata. Salam Lestari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarapan Bersama Siswa-siswi , Guru dan Karyawan MTsN 7 Jember:" Mencintai Masakan Ibu dan Mengurangi Penggunaan Plastik" / Ihsanuddin

Siswa MTsN 7 Jember, Zidan Adabi, Jalani Pelatihan Tenis Meja di Malaysia/Ihsanuddin

Sambil Menyelam Minum Air MTs.N 7 Jember/Sujarwati