“Diskon” Waktu Salat pada Peristiwa Isra’ Mi’raj: Relate-kah dengan Fenomena Antropologi Zaman Now? /Fersty Isna Kusumawardani, S.Pd., M.Pd.


Gambar: Isra' Mi'raj Sumber: detik.com

Isra' Mi'raj, perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Dalam Sirah Nabawiyah Syaikh Safiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Isra' Mi'raj terbagi menjadi dua peristiwa yaitu, perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem yang disebut Isra' dan naiknya Rasulullah ke langit ke tujuh yang dipertemukan dengan para Nabi hingga perjalanan ke Sidratul Muntaha yang disebut Mi'raj. Hasil perjalanan ini adalah perintah Allah SWT untuk menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam bagi hamba-Nya.

Peristiwa Isra' Mi'raj, jika dihubungkan dengan fenomena antropologi saat ini memiliki relevansi yang cukup logis. Fenomena Antropologi merupakan fenomena yang terjadi pada kehidupan manusia baik di bidang sosial budaya maupun agama (Kompas, 2023). Pertemuan Rasulullah dengan para Nabi terdahulu yang berasal dari zaman yang berbeda memiliki makna yang "relate" dengan fenomena Antropologi saat ini. Semua masa memiliki orang dan semua orang pasti ada masanya, kita butuh belajar dari orang atau tokoh terdahulu yang telah berhasil melewati berbagai permasalahan, tanpa kita harus mengalaminya sendiri. Hal ini penting dimaknai bagi Gen Z di zaman yang serba mudah dan cepat, agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Mereka harus bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi di masa lalu agar tidak terulang di masa depan.

Selain itu, nasihat Nabi Musa AS di langit ke enam kepada Rasulullah untuk mengurangi jumlah waktu salat dipertimbangkan atas dasar pengalaman Nabi Musa AS saat memimpin umatnya. Umat Nabi Musa AS di zaman itu merasa tidak sanggup untuk melaksanakan salat 50 waktu. Bagaimana jika waktu salat yang diperintahkan Allah kepada kita tetap 50 waktu? Apakah di jaman sekarang kita akan mampu melaksanakannya dengan baik? Tentu akan sulit. Berbagai tuntutan jaman now membuat manusia cenderung lebih disibukkan dengan urusan duniawi. Lebih dari setengah aktivitas manusia ditujukan untuk mencapai ketentraman di dunia. 24 jam sehari yang Allah SWT berikan terasa sangat singkat. Waktu terasa cepat berlalu karena aktivitas yang kita lakukan seperti bekerja minimal 8 jam sehari, tidur minimal 5 jam sehari, dan memainkan gadget hampir 24 jam sehari dari bangun sampai tidur lagi. Sungguh Allah SWT hanya meminta sedikit waktu kita untuk salat 5 waktu, mungkin jika ditotal tidak sampai 1 jam sehari. Sombong sekali jika kita tidak bisa melaksanakannya dengan berbagai alasan. Allah SWT sungguh mengetahui bahwa manusia sangatlah terbatas, maka Allah SWT permudah kita.

Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa "diskon" waktu salat adalah agar kita dapat melaksanakan perintah Allah SWT dengan lebih mudah dan sebaik mungkin. Jangan sampai waktu dan kesehatan yang telah Allah SWT anugerahkan, membuat kita lupa akan tujuan diciptakannya manusia yaitu untuk beribadah. Tanamkan mindset bahwa "segala kesibukan yang kita lakukan hanya ditujukan untuk menunggu waktu salat sebagai aktivitas utama, bukan sebaliknya".  Sungguh Allah SWT lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya, bukan apa yang diinginkan hamba-Nya. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga keimanan kita semua. Aamiin ya Rabbal Alamin.



BIODATA PENULIS


 


A.  Identitas Pribadi

Nama                     : Fersty Isna Kusumawardani, S.Pd., M.Pd.

Tempat/Tgl Lahir      : Ponorogo, 21 Agustus 1997

Jenis Kelamin          : Perempuan

Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S-2) Pendidikan IPA

Pekerjaan                : Pengajar

Agama                     : Islam

Alamat            : Perumahan Istana Tegal Besar Cluster Blambangan Blok  C-5, Kaliwates, Jember, Jawa Timur

Email                        : fersty08@gmail.com

 

B. Riwayat Pendidikan

    SD       : SD Negeri 2 Sukorejo (2004-2010)

    SMP    : SMP Negeri 1 Sukorejo (2010-2013)

    SMA    : SMA Negeri 1 Ponorogo (2013-2016)

    S-1      : Pendidikan Biologi Universitas Jember (2016-2020)

    S-2      : Pendidikan IPA Universitas Jember (2021-2023)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarapan Bersama Siswa-siswi , Guru dan Karyawan MTsN 7 Jember:" Mencintai Masakan Ibu dan Mengurangi Penggunaan Plastik" / Ihsanuddin

Siswa MTsN 7 Jember, Zidan Adabi, Jalani Pelatihan Tenis Meja di Malaysia/Ihsanuddin

Sambil Menyelam Minum Air MTs.N 7 Jember/Sujarwati