Idul Fitri Menyapa Kita by Nalla Arwi

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahhu Akbar Laailaha illallahu Allahu Akbar Allahu Akbar walillahilhamd Gema takbir, tahlil dan tahmid berkumandang di seluruh penjuru dunia. Semua umat muslim bersuka cita menyambut Hari Raya Idul Fitri. Setelah sebulan lamanya menunaikan ibadah puasa ramadhan. Tradisi masyarakat Indonesia umumnya dalam menyambut Idul Fitri seperti membuat kue untuk suguhan para tamu. Kue yang sepertinya wajib ada bagi orang jawa adalah "Madu Mongso" konon kata sesepuh-sesepuh hari raya tanpa ada "Madu Mongso" rasanya kurang afdhol. Selain membuat kue bagi para muslim yang lain adalah mudik dari kota-kota perantauan seperti Jakarta, Bali, Surabaya mudik ke kampung halaman untuk berjumpa keluarga. Karena momen lebaran adalah hal yang ditunggu para perantau untuk pulang kampung.
Momen itu hanya bisa mereka lakukan satu tahun sekali. Jadi ketika Idul Fitri tiba mereka sangat antusias untuk kembali ke kampung halaman bertemu sanak keluarga.
Lalu bagaimana dengan yang tidak mudik karena memang dari lahir sudah tinggal di kampung halaman atau bahkan karena kakek/nenek/mertua dan keluarga lain tinggal berdekatan? Tentu saja tradisi yang tidak lain adalah bersih-bersih rumah, nyapu, ngepel, bahkan ada yang ngecat rumah karena akan banyak saudara datang.
Bahkan ada tulisan-tulisan viral yang menghiasi beranda sosial media "Siapa sih yang mengenalkan kalau lebaran harus tukar uang baru untuk "nyangoni" anak tetangga dan keluarga? "Siapa sih yang pertama kali bikin trend kalau menyambut Idul Fitri harus bersih-bersih rumah, cabut rumput, ngepel, ngecat dll ini mau lebaran atau visitasi akreditasi sih? Celetuk para netizen. Kadang kalau dipikir ada benarnya juga.
Tapi itu semua tidak mengurangi rasa bahagia yang tak terhingga karena akan bertemu sanak keluarga untuk bermaafan, berkumpul bersama, cerita kesana kemari, berlibur bersama karena semua itu tidak bisa dilakukan setiap hari. Jadi momentum Idul Fitri adalah kesempatan untuk meminta maaf dan kembali kepada fitrah yang tidak ada dendam, iri, dengki dan penyakit hati lainnya.
Semoga Allah menyampaikan umur kita untuk bertemu dengan Ramadhan dan Idul Fitri dengan keluarga yang lengkap dan sehat.
Taqabbalallahu minna waminkum taqabbal yaaakariim
Mohon Maaf Lahir dan Batin .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarapan Bersama Siswa-siswi , Guru dan Karyawan MTsN 7 Jember:" Mencintai Masakan Ibu dan Mengurangi Penggunaan Plastik" / Ihsanuddin

Siswa MTsN 7 Jember, Zidan Adabi, Jalani Pelatihan Tenis Meja di Malaysia/Ihsanuddin

Sambil Menyelam Minum Air MTs.N 7 Jember/Sujarwati