BULLYING MELANDA HANCURLAH MASA DEPAN BANGSA OLEH Siti isnaini Murdiningrum, S, Pd, M. Pd.





Gadis kecil itu bernama Fatimah, lincah dan pemberani. Hingga beberapa tahun kemudian, ketika gadis tersebut kelas 4 SD, perilakunya berubah, menjadi lebih pendiam. Tetapi orang tuanya tidak menyadarinya karena orang tuanya disibukkan oleh rutinitasnya sebagai seorang guru di sebuah Madrasah Negeri di daerahnya yang notabene berangkat pagi pulang sore.
 Pada saat Fatimah kelas 1 SMP,  Fatimah bercerita pada kakak perempuannya, bahwa pada saat Fatimah masih SD, dia sering dibully teman temannya. Mereka mengatakan:" Fat  matamu juling ya, Fat gigimu tongos ya."Mendengar ini ibunya menangis menyesali keadaan, kenapa tidak dari dulu mengetahui permasalahan ini, karena juga tidak ada pemberitahuan dari pihak sekolah,sehingga sudah sangat terlambat untuk menanganinya. Akibatnya Fatimah menjadi gadis yang sangat pendiam karena efek dari bullying tersebut.
Tindakan bullying  terbagi menjadi tujuh kategori, di antaranya: 
1. Kontak fisik langsung
Perilaku bullying yang menyasar fisik umumnya mudah diidentifikasi. Tindakan ini meliputi memukul, mendorong, menggigit, menjambak, mencubit, dan mencakar. Mengunci seseorang dalam ruangan, memeras dan merusak barang orang lain juga termasuk tindakan perundungan.
2. Kontak verbal langsung
Perundungan juga bisa berupa ancaman, merendahkan, mencela, mengejek, memaki, mengintimidasi dan mengganggu. Memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme dan menyebarkan berita palsu juga termasuk bullying verbal. 
3. Perilaku non-verbal langsung
Contoh bullying non verbal yaitu tatapan sinis, menjulurkan lidah dan memperlihatkan ekspresi yang merendahkan, mengejek, atau mengancam. Namun, tindakan non verbal ini umumnya dilakukan bersama tindakan fisik dan verbal
4. Perilaku non -verbal tidak langsung
Faktanya, perundungan juga bisa terjadi secara non verbal tidak langsung. Contohnya yaitu memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, mengucilkan atau mengabaikan secara sengaja atau mendiamkan seseorang. 
5. Cyber bullying
Di era yang serba teknologi seperti sekarang, tindakan bullying juga marak terjadi secara online. Contohnya dengan membuat video atau konten lainnya yang mengintimidasi seseorang. 
Pelecehan seksual juga salah satu bentuk tindakan bullying. Perilaku ini bisa berupa agresi fisik atau verbal. Agresi merupakan perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk  menyebabkan kerusakan fisik atau mental seseorang.
7. Perundungan emosional
Hal ini terjadi ketika seseorang berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan, tetapi dengan cara membuat orang lain (korban) merasa marah, takut, cemas, hingga tidak nyaman.
Perundungan emosional dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada korbannya. Contoh perundungan emosional seperti mengejek, menggoda, mengancam, meremehkan, berbohong, hingga mempermalukan korban( dr Fadhli Rizal Makarim, 2024).
Nah pada kasus Fatimah di atas termasuk bullying "Verbal Langsung", yang menyebabkan korban merasa rendah diri, tidak percaya diri sampai usia dewasa.
Dengan maraknya kasus bullying saat ini, dan kita sudah mengetahui  efek dari bullying yang begitu memprihatinkan, maka kita sebagai orang tua dan sebagai pendidik  mau tidak mau harus siap menghadang kasus bullying dengan  melakukan tindakan preventif supaya tidak  terjadi lagi atau minimal meminimalisasi kasus bullying yang terjadi kepada anak-anak atau siswa-siswi kita. Tindakan preventif misalnya dengan pembekalan atau sosialisasi tentang apa itu bullying, akibat dari bullying kepada anak-anak atau siswa-siswi kita. Dan juga membuat aturan yang tegas terhadap kasus bullying.
Sedangkan tindakan kuratif adalah tindakan untuk menerjang kasus yang sudah terjadi, misalnya dengan memberikan sangsi yang memberikan efek jera kepada pelaku.
 Ini semua menjadi tugas kita sebagai orang tua dan sebagai guru, tidak hanya menjadi tugas guru BK di sekolah. Seandainya sudah terjadi bullying kepada anak-anak atau siswa-siswi kita, jelas membutuhkan penanganan yang lebih serius, harus melibatkan segala lini,baik, orang tua, guru, bahkan psikiater.
Bullying bisa merusak mental generasi muda, baik yang membuli maupun yang dibuli. Marilah kita bersama- sama saling bahu membahu untuk menangani kasus bullying supaya tidak terjadi lagi kasus seperti Fatimah, juga demi masa depan anak bangsa menuju generasi bangsa yang gemilang, semangat !!!
                                                                                 Jember, 9 juni 2024


BIODATA PENULIS
Siti Isnaini Murdiningrum, S. Pd, M. Pd. Lulus DIPLOMA III Universitas Muhammadiyah Jember, Program Studi Bahasa Inggris tahun 1990. Lulus S1 Universitas Negeri  Jember , Program Study Bahasa Inggris tahun 1999. Lulus Pascasarjana (S2)  Universitas Adi Buana Surabaya, Program Study Teknologi Pembelajaran. Pernah mengajar di MTsN 3 Jember tahun 1990- 1997, mengajar di SMP Muhammadiyah Rambipuji tahun 1991-1992, mengajar di MTsN 9 Jember tahun 1997-2012, menjadi waka kurikulum di MTsN 9 2003-2010, mengajar di MTsN 7 mulai tahun 2012-sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuku, Kartini di Dalam Rumah: Sosok Malaikat Tak Bersayap / Oleh Nala Arwi

PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM OLAHRAGA / I.W

Berkah Ramadan Pasca Operasi Batu Empedu