BUllYING MENERJANG, SIAPKAH MENGHADANG/ Emi Masruroh,S.Ag


     Suatu hari ketika jam pelajaran berlangsung ada  seorang siswa duduk di luar kelas sambil membersihan tinta yang hampir memenuhi wajahnya, pada bagian depan bajunya juga penuh dengan percikan tinta, semakin dia menggosok pipinya semakin merata tinta  di wajahnya, saya ambil selembar tisu dan cermin lalu saya berikan padanya dengan harapan bisa membantu membersihkan tinta yang sulit di hapus. Setelah ia kembali masuk di kelas ternyata tas sekolah miliknya yang tadinya ada di atas meja tidak di temukan,  ia mencari di sekelilingnya tapi nihil bahkan bertanya kepada teman-temannya mereka hanya tertawa. Akhirnya ia duduk di kursinya dengan hati yang sedih dan ingin marah tapi tidak berdaya.
Dari kasus di atas dapat menimbulkan banyak pertanyaan, mulai dari kenapa terjadi, apa sebabnya, siapa pelakunya, bahkan bagaimana dampaknya? Hal ini merupakan peringatan khusus terhadap orang tua, guru, bahkan semua manusia untuk harus lebih memahami tentang bullying, tentang apa yang menyebabkan seseorang melakukan bullying terlebih kaum remaja, tentang apa akibat bagi pelaku dan korbannya ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. Bagaimana bentuk-bentuk bullying, dan bagaimana upaya untuk mencegah (menuntaskan) tindak penindasan tak bermoral tersebut. 
Kehidupan sosial manusia memiliki beberapa fase atau tahapan-tahapan, manusia lahir dan menjadi individu yang tumbuh dan berkembang, sejalan dengan pertumbuhan tersebut akan terjalin komunikasi sosial entah itu dalam lingkup keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Lingkungan sekitar menjadi relasi paling luas dalam menjalin komunikasi antar sesama yang mana besar pula pengaruhnya terhadap perkembangan pertumbuhan atau pembentukan karakter seseorang dalam pola fikir. Interaksi dengan dunia sekitar akan membuat keterampilan sosial individu semakin meningkat, hal itu disebabkan karena manusia tumbuh dan berkembang dari fase ke fase tanpa meninggalkan apa yang telah di pelajari dari fase sebelumnya, sebaliknya apabila sosialisasi nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga kurang terserap oleh anak, maka bisa menjadi perkembangan perilaku dan psikososialnya terhambat yang nantinya akan berakibat memunculkan gejala-gejala patologis seperti kenakalan dan perilaku-perilaku beresiko lainnya, salah satunya adalah bullying.
Bullying merupakan tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologisnya, sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa,2008). Pelaku bullying sering disebut dengan istilah bully, seorang bully tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan, bully sudah sering terjadi disekolah dan mayoritas pelakunya adalah kaum remaja. Dampak yang diakibatkan dari tindakan tersebut sangat berpengaruh pada kesehatan fisik dan kesehatan mental, adapun beberapa faktornya antara lain mengalami ketakutan yang berlebihan akan dunia sekitar, depresi yang tak kunjung bersudah, takut untuk memulai interaksi dengan siapapun, peningkatan prestasi yang menurun, trauma yang dapat terbawa hingga usia berlanjut, dan lain-lain yang berkaitan dengan itu. Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih "lemah" oleh seseorang atau sekelompok orang. Dalam kejadian tersebut pelaku merasa bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk melakukan apa saja terhadap korban. Sebaliknya, korban merasa bahwa dirinya sebagai pihak yang sangat lemah sehingga tidak mempunyai kuasa untuk melawan, pada akhirnya ia pun kalah dan menimbulkan ketakutan yang berkelanjutan, berpandangan bahwa semua orang dapat melakukan kekerasan padanya kapan saja.
Macam-macam bullying terbagi menjadi 4 sebagai berikut :
Bullying fisik (apapun yang menyangkut fisik)
Bullying verbal (berupa celaah, fitnah, kritik kejam, dan penghinaan lainnya)
Bullying relasional (berupa pengucilan, pengabaian, atau penghindaran)
Cyber bullying (berupa notifikasi negative dari internet dan media sosial)
Dalam peran bullying terdapat pihak-pihak yang terlibat antara lain :
Bullies (pelaku bully)
Seorang pelaku adalah anak yang memiliki ciri fisik yang lebih dominan kepada kekerasan, agresif (baik verbal maupun fisikal), impulsif, ingin mencari-cari kesalahan orang lain, atau memiliki kesulitan dalam berempati. Karakter semacam ini muncul sebab pengaruh dari lingkungan sekitar yang kurang berpendidikan atau pola didik keluarga yang kurang menerapkan hal-hal positif terhadap sang anak, atau mungkin tidak menengur apa yang termasuk kesalahan diusia-usia pertumbuhannya. 
Victim (korban bully)
Seorang korban adalah anak yang memiliki ciri fisik yang beradabeda dengan mayoritas anak-anak lainnya, perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa kejadian kekerasan yang sempat dialami, sehingga menjadikan kekuatan fisik atau mentalnya lemah. 
Bully-Victim (pihak yang terlibat dalam perilaku agresif, namun juga menjadi korban perilaku agresif), bully victim tersebut memiliki karakteristik yang tak jauh berbeda dengan korban bully atau memiliki jiwa yang sedikit rusak sebab 
Neutral (pihak yang tidak terlibat dalam perilaku agresif atau bullying)
Faktor penyebab terjadi bullying antara lain :
Keluarga, terkadang muncul dari keluarga yang bermasalah sehingga menumbuhkan karakter petumbuhan yang bermasalah pula.
Sekolah, pihak sekolah terkadang mengabaikan tentang bullying. Akibatnya pelaku akan mendapat penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan perundungan terhadap anak lain.
Faktor kelompok sebaya, dalam interaksi antar sesame terkadang juga terdapat dorongan untuk melakukan bullying atau dorongan untuk menunjukkan beberapa kelompok diantara mereka (circle)
Tayangan media cetak, televise dan media cetak lainnya dapat membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan..

Ela Zain Zakiyah, Sahadi Humaed, Meilanny Budiarti Santoso, Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying, Jurnal Penelitian dan PPM, Vol 4 No 2, hlm 129-389, Juli 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarapan Bersama Siswa-siswi , Guru dan Karyawan MTsN 7 Jember:" Mencintai Masakan Ibu dan Mengurangi Penggunaan Plastik" / Ihsanuddin

Siswa MTsN 7 Jember, Zidan Adabi, Jalani Pelatihan Tenis Meja di Malaysia/Ihsanuddin

Sambil Menyelam Minum Air MTs.N 7 Jember/Sujarwati