NGAJI DI-BULLY by Nurul LAILI, S.Pd

 

Bullying sering terjadi di sekolah dan lingkungan sehari-hari yang memakan jiwa. Aksi bullying ini merugikan korban hingga mempengaruhi psikisnya. Fenomena bullying menyebabkan pelaku bertindak semena-mena pada korban. Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus. Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut penindasan atau risak. Kasus bullying ini sering terjadi di Indonesia. Contohnya saja kasus penindasan di sekolah.

Bullying berupa tindakan mengancam, mempermalukan, mengganggu, memberi panggilan nama, merendahkan, intimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip buruk Perilaku bullying bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28B ayat 2 berbunyi, "Menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi".

Peristiwa bullying seringkali terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, masyarakat, sampai dunia maya. Aktivitas bullying tidak memilih umur dan jenis kelamin. Para pelaku memilih seseorang dari pemalu, pendiam, spesial, cantik, sampai mempunyai kekurangan untuk dijadikan ejekan.

Bahkan peristiwa bullying ini pernah terjadi dalam sebuah majlis ta'lim. Dalam sebuah kelompok pengajian yasinan lingkungan dusun Tanjungsari desa Glundengan. Kamis, 30 Mei 2024. Sore itu, langit cerah, nampak penghuni sebuah rumah tengah membersihkan dan mengepel rumahnya, mengeluarkan kursi dan meja, demi menyambut kedatangan para tetangga yang tergabung dalam majelis ta'lim 'yasinan' yang diadakan rutin tiap malam Jum'at.

Bedug Maghribpun terdengar bertalu-talu, diiringi suara Adzan Maghrib, pertanda waktu sholat Maghrib tiba. Sesaat berikutnya para tetanggapun mulai berdatangan, termasuk ada beberapa peserta baru memasuki rumah yang telah dipersiapkan sejak sore tadi. Ada yang menghisap rokok serambi berbincang menunggu kehadiran anggota kelompok lengkap. Ketika dirasa lengkap, acara pengajian segera dimulai, nampak hikmat. Semua anggota kelompok mengaji dengan penuh khusuk dan hikmat hingga diakhiri do'a.

Tibalah waktunya ramah tamah. Pemilik rumahpun mengeluarka hidangan ala kadarnya, termasuk makanan berat. Pada kesempatan ini, diselingi dengan kegiatan menabung dan bercengkerama. Termasuk saling memperhatikan makan dan minum sesama anggota. Dan anggota baru yang masih baru saja lulus SMA inipun menjadi sasaran pengamatan dan pembullyan oleh (oknum) seorang anggota senior. Malang benar nasib anggota baru ini. Ia di-bully habis-habisan dengan kata-kata yang maaf kurang pantas diucapkan. Seharusnya seberapapun banyak makanan, minuman, maupun rokok yang dihabiskan tidak perlu menjadi sasaran tema pembullyaan. Takutnya anggoia baru ini berefek malu dan tidak mau lagi datang pada pertemuan pengajian berikutnya alias berhenti. Takutnya hal ini sangat berpengaruh pada psikisnya. Takutnya nantinya ia akan menjadi pribadi yang enggan bergaul, berkumpul dengan orang lain, dan menjadi pribadi yang introver.

Melihat kejadian ini, sebenarnya tuan rumah yang kebetulan seorang guru merasa tidak nyaman. Tidak menyangka jika di rumahnya sendiri terjadi pembullyan yang berkepanjangan hingga pulang. Hatinya berontak, namun apa daya. Semua sudah pada dewasa. Majelis ta'lim yang seharusnya menjadi wadah yang penuh kedamaian dan ketentraman, semoga kedepannya tidak diwarnai dengan berbagai kasus perundungan. Semoga seluruh warga masyarakat sadar, dan tidak lagi melakukan hal-hal yang kurang menyenangkan bagi orang lain.

 

Sent from Mail for Windows

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuku, Kartini di Dalam Rumah: Sosok Malaikat Tak Bersayap / Oleh Nala Arwi

PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM OLAHRAGA / I.W

Berkah Ramadan Pasca Operasi Batu Empedu