Esensi Kurikulum Merdeka guru kreatif dan inovatif menjadi keharusan
Kurikulum merdeka menggantikan kurikulum K 13 memiliki kelebihan di antaranya lebih sederhana namun sangat mendalam, lebih focus pada pengetahuan esensial dan pengembangan karakter siswa, pembelajaran lebih menyenangkan namun tidak tergesa-gesa sehingga seakan-akan di tuntut menyelesaikan materi yang tentu saja peserta didik lebih banyak kebebasan.
Nampaknya kerikulum merdeka yang resmi di sampaikan oleh Kemendikbudristek tanggal 11 Februari 2021 memiliki ciri khas teori belajar konstruktivisme yaitu aliran belajar koqnitif dengan tujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa yang memiliki ketertarikan dengan metode pembelajaan penemuan (discovery Learning ) dan belajar bermakna (meaningful learning) dimana memberi keleluasaan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri atas rancangan model pembelajaran yang di buat oleh guru
Harapan dan tujuan utamanya tentu saja untuk meningkatkan potensi dan kemampuan siswa dengan proses pembelajaran yang interaktif relevan salah satunya adalah cara pembelajaran proyek. Pembelajaran proyek menjadikan siswa lebih tertarik karena dapat mengembangkan masalah yang berkembang yang ada di lingkungan mereka.
Dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dengan tema proses masuknya Islam di Indonesia,siswa di harapakan mampu untuk mengekspresikan dengan membuat proyek sebuah karya , dan ternyata anak -anak mampu menyelesaikan proyeknya bagaimana islam bisa di bangun dengan luar biasa di Indonesia di antaranya :
1. Masjid.
Merupakan tempat berkumpulnya banyak orang untuk membahas masalah-masalah sosial yang di hadapi yang terjadi di masyarakat untuk berdiskusi dan menyelesaikan masalah yang rumit sekalipun,di sinilah bertemunya orang-orang sholeh untuk melakukan sholat berjamaah .
2. Istana/kerajaan.
Tempat berkumpulnya banyak orang di masjid dan membentuk sebuah komunitas sesuai dengan ciri khas dan karakternya yang semakin banyak maka membutuhkan sebuah legalitas dengan mencari dan mendapatkan pengakuan kekuasan dari orang dan kelompok lain yang di wujudkan dalam bentuk istana /kerajaan.
3. Pondok pesantren .
Bertemunya guru dan murid dalam mendapatkan ilmu pengetahuan maka di butuhkan sebuah tempat yang layak dengan tempat tinggal yang memungkinkan proses pembelajaran ilmu tauhid, fikih, tasawuf, tafsir, serta penanaman aqidah di mulai dengan sebuah tempat yang di sebut dengan pondok.
Dari paparan di atas , anak- menjadi faham bagaimana islam di ajarkan di Indonesia sehingga islam dapat bekembang dengan pesatnya hingga saat ini, peran guru yang kreatif dan inovatif amat di perlukan.
Komentar
Posting Komentar