Kutorehkan Namaku Padamu by Hermawan Supriyadi, S.Pd.

          Apa yang Anda lihat?, apa yang Anda dengar?, dan apa yang anda rasakan?. Mungkin ketiga pertanyaan itu dapat menjadi pemantik untuk memunculkan ide yang ada dalam pikiran. Sungguh luar biasa, Tuhan telah anugerahkan kepada kita atas lima panca indra yang kita miliki dan gunakan setiap hari. Panca indra yang sebagai sensor untuk otak dan akhirnya dapat memerintah seluruh organ tubuh agar dapat merespon dan bekerja sesuai dengan fungsinya.

            Ketiga pertanyaan tersebut didapatkan dari panca indra yang kita miliki yaitu untuk melihat (mata), untuk mendengar (telinga), untuk merasakan (hidung, kulit, dan lidah). Nah apa kaitanya dengan apa yang akan saya tulis? Menurut Natalie Goldberg dalam bukunya Writing Down the Bones (1986), bahwa ia mendorong penulis untuk "menulis berdasarkan indera" sebagai metode menciptakan prosa yang otentik dan terhubung dengan realitas. Menulis apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita rasakan tidaklah mudah karena mungkin belum menjadi suatu habituasi.

            Menjadi seorang penulis jangan takut salah karena tulisan itu wujud ekspresi yang ada dalam pikiran kita dan jangan malu akan tulisan yang kita buat jika dibaca orang lain. Teruslah menulis apa yang anda lihat, dengar dan rasakan, ibarat air yang mengalir dari hulu menuju ke hilir. Tulislah apa yang ada/muncul dalam pikiran anda, walaupun hanya satu kalimat. Kalimat-kalimat yang dituliskan itu, siapa tahu menjadi satu ide pokok dalam mengembangkan paragrap. Ide pokok yang merupakan bagian penting untuk ditentukan terlebih dahulu dikarenakan menjadi kunci utama sebagai bagian untuk menulis berkelanjutan.

            Faktor lainnya yang sering dapati seseorang yang mendapatkan kesulitan dalam menulis diantara karena kurang dalam mengatur waktu disela-sela kesibukan sehari-hari atau masih bingung untuk mengawalinya dari mana. Yaa...itu dikembalikan lagi dari person masing-masing dan tidak kalah pentingnya yaitu motivasi untuk menulis itu diperuntukkan untuk apa, semisal menulis diperuntukkan sebagai syarat untuk menempuh studi tertentu atau karena sebuah karir seseorang. Itulah yang akan menjadi perubahan habituasi seseorang dalam kesehariannya.

            Seperti halnya yang penulis rasakan ketika berawal dari melihat tulisan nama dari teman/sahabat yang tertera pada suatu sampul buku. Dalam benak pikiran penulis terbersit kata "sungguh hebat orang itu", "bagaimana caranya, yach", "berapa biaya yang dikeluarkan", dan "berapa lama prosesnya". Ternyata yang utama harus dilakukan yaitu membuat materi dahulu yang akan diangkat dalam tulisan. Selanjutnya proses yang akan menentukan lama tidaknya tulisan akan dapat diselesaikan. Selain itu, penulis juga merasakan bahwa mengawali untuk menulis itu memang sulit dan yang sering terjadi yaitu hilangnya ide pokok untuk mengembangkan paragrap.

            Namun semua itu tidak dapat mengalahkan motivasi penulis untuk dapat menorehkan nama dalam sebuah sampul buku, sehingga penulis dapat menciptakan buku solo yang berbentuk memoar dari masa sekolah hingga masa karirnya. Buku solo yang berjudul " Meraih Pilihan Terbaik-Mu " merupakan buku perdana ber-ISBN yang penulis terbitkan di Media Guru. Buku ini terwujud karena merupakan tantangan yang harus dilalui sebagai bentuk salah satu upaya untuk implementasi madrasah literasi. Semoga dengan kehadiran buku solo penulis ini dapat menambah perbendaharaan buku di perpustakaan MTs Negeri 7 Jember.

 

@maone_September_2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarapan Bersama Siswa-siswi , Guru dan Karyawan MTsN 7 Jember:" Mencintai Masakan Ibu dan Mengurangi Penggunaan Plastik" / Ihsanuddin

Siswa MTsN 7 Jember, Zidan Adabi, Jalani Pelatihan Tenis Meja di Malaysia/Ihsanuddin

Sambil Menyelam Minum Air MTs.N 7 Jember/Sujarwati