“Digugu lan Ditiru” by Hermawan Supriyadi, S.Pd.
Bekerjalah dengan penuh giat dan semangat, seolah-olah kamu akan hidup seribu tahun lagi. Kalimat tersebut mengingatkan saya ketika masih duduk dibangku sekolah dasar, dimana guru kelas memberikan contoh ujaran untuk penyemangat diri sendiri. Memang benar kata giat dan semangat yang akan menjadi pendongkrak untuk melakukan sesuatu sangatlah dibutuhkan, sehingga akan mewujudkan target yang telah direncanakan.
Ketika seseorang bertanya kepada kita "apa cita-citamu nak, jika kelak telah tumbuh menjadi dewasa?" Pertanyaan itupun juga sering kita dapatkan ketika masih usia anak-anak di sekolah dasar. Sontak anak-anak akan menjawab "Saya mau jadi dokter", "Saya mau jadi polisi", "Saya mau jadi tentara", "Saya mau jadi guru", dan masih banyak lainnya yang akan mengungkapkan isi hati untuk menyebutkan sebuah profesi yang dianggapnya menjadi cita-cita di masa depan. Selain pertanyaan itu juga pernah kita dengan sebuah tembang dolana Jawa Kodhok ngorek, kodok ngorek, Ngorek ing pinggir kali, Theyot theblung theyot theblung, Theyot theyot theblung Bocak pinter - bocah pinter, Besuk dadi dhokter, Bocah bodho - bocah bodho, Besuk kaya kebo. (Sumber: https://www.detik.com/jatim/budaya/d-7000037/35-tembang-dolanan-jawa-lagu-anak-anak-yang-penuh-makna).
Tembang itu menunjukkan bahwa dari kecil anak-anak sudah ditunjukkan contoh-contoh dari profesi atau pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan profesi dan pekerjaan tidak dapat disamakan kedudukan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pekerjaan adalah pencaharian; yang dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Sedangkan profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Hal itu berarti bahwa pekerjaan seorang tukang becak akan dapat dilakukan oleh seorang guru. Tukang becak tidak dapat disebut sebuah profesi karena pekerjaan ini tidak membutuhkan skill khusus dan tingkat pendidikan yang tinggi. Namun berbeda dengan pekerjaan seorang guru tidak akan dapat digantikan oleh seorang tukang becak karena guru membutuhkan proses pembelajaran syarat-syarat tertentu agar dapat memiliki profesi seorang guru.
Guru masa kini yang tentunya beda jauh dengan guru dari masa 10-20 tahun yang sudah berlalu. Sehingga tidak jarang kita dengan kata-kata guru milenial versus guru kolonial. Dua hal ini membuktikan bahwa guru sebuah profesi yang penuh syarat dan tantangan untuk mempersiapkan generasi masa yang akan datang untuk menyambut Indonesia Emas. Guru harus memiliki kompetensi dan integritas tinggi agar menjadi guru yang profesional dalam mendidik peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Selain mendidik, guru juga harus menjadi uswatun hasanah atau figur bagi perserta didik dalam segala hal, baik ucapan, perbuatan, dan komitmen yang telah disepakati. Seperti halnya peribahasa Guru kencing berdiri, murid kencing berlari, Guru iku digugu lan ditiru, dari dua kalimat itu membuktikan bahwa pentingnya figur seorang guru untuk anak didiknya. Sehingga guru harus selalu berusaha untuk mawas diri dan interospeksi diri agar tidak ada peserta didik yang akan menjadi follower yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Profesi atau pekerjaan itu tidak cukup dilakukan dengan giat dan semangat, namun seseorang harus dapat mencintai profesi yang telah menjadi pilihan dalam kehidupan masing-masing. Tidak sedikit seseorang yang memiliki profesi, mereka hancur karenanya. Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat mencoba untuk mengingat bagaimana proses atau perjuangan untuk mendapatkan profesi saat ini. Semisal sesorang dikala sudah lulus S1 pendidikan maka ia akan berharap untuk dapat diterima menjadi tenaga honorer, PNS, dan P3K. Jangankan PNS dan P3K, saat ini untuk mendapatkan lowongan pekerjaan sebagai tenaga honorer saja, susahnya bukan main kepalang. Oleh karena itu bagi yang memiliki profesi yang sesuai ekspektasi, maka marilah kita berusaha untuk selalu mencintai profesi itu dengan sungguh-sungguh. Ingatlah bahwa profesi itu sebuah anugerah dan amanah yang diberikan Allah Swt. untuk kita laksanakan dan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Semoga Allah meridhloi setiap langkah kita, aamiin.
Komentar
Posting Komentar