Mengukir Kebaikan Menggapai Keberkahan di Bulan Ramadan (dialog antara ustadz dan santrinya ) by Ihsanuddin

 

                                                                                                                                

Tokoh:

  1. Ustadz Hasan

  2. Ali

  3. Siti

  4. Budi

(Suasana di masjid Alfalah Desa Kertonegoro setelah salat Asar Berjamaah, beberapa remaja duduk mengelilingi Ustaz Hasan untuk berdiskusi tentang bulan Ramadan.)

Ali: Assalamu’alaikum, Ustadz. Kami ingin bertanya, bagaimana cara terbaik mengisi bulan Ramadan agar mendapatkan keberkahan?

Ustadz Hasan: Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Pertanyaan yang sangat baik, Ali. Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah. Allah SWT melipatgandakan pahala amal kebaikan. Maka, kita harus memperbanyak ibadah dan perbuatan baik.

Siti: Ustadz, selain puasa dan salat Tarawih, apa lagi yang bisa kita lakukan agar Ramadan kita lebih bermakna?

Ustadz Hasan: Banyak sekali, Siti. Kita bisa membaca Al-Qur’an, memperbanyak sedekah, membantu sesama, berzikir, dan berdoa. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam memanfaatkan bulan Ramadan untuk kebaikan.

Budi: Kalau kita sibuk dengan sekolah atau pekerjaan, bagaimana cara kita tetap bisa mengukir kebaikan?

Ustadz Hasan: Bagus sekali pertanyaannya, Budi. Kebaikan tidak selalu harus dalam bentuk yang besar. Mengucapkan kata-kata baik, membantu orang tua, berbagi makanan berbuka, atau sekadar tersenyum kepada orang lain juga termasuk amal kebaikan. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas.

Ali: Ustadz, saya pernah mendengar bahwa di bulan Ramadan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bagaimana kita bisa mendapatkannya?

Ustadz Hasan: Betul, Ali. Malam itu disebut Lailatul Qadar. Allah SWT merahasiakan kapan tepatnya malam itu terjadi, tetapi kita dianjurkan untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak ibadah, berdoa, dan membaca doa: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai keampunan, maka ampunilah aku).

Siti: Wah, saya jadi semakin termotivasi untuk memperbanyak ibadah. Tetapi, bagaimana caranya agar kita bisa istiqamah dalam berbuat baik?

Ustadz Hasan: Kunci istiqamah adalah niat yang tulus dan kesabaran. Mulailah dari hal kecil tetapi konsisten. Jangan lupa untuk selalu berdoa agar Allah SWT memberi kemudahan dalam melakukan kebaikan. Berteman dengan orang-orang saleh juga bisa membantu kita istiqamah.

Budi: Terima kasih banyak, Ustadz. Saya jadi paham bahwa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang memperbaiki diri dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ustadz Hasan: Alhamdulillah, betul sekali, Budi. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk terus mengukir kebaikan dan meraih keberkahan di bulan yang mulia ini. Aamiin.

Ali, Siti, dan Budi: Aamiin, ya Rabbal ‘alamin. Terima kasih, Ustadz.

(Mereka pun melanjutkan diskusi ringan sambil menunggu waktu berbuka puasa.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuku, Kartini di Dalam Rumah: Sosok Malaikat Tak Bersayap / Oleh Nala Arwi

PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM OLAHRAGA / I.W

Berkah Ramadan Pasca Operasi Batu Empedu